Memiliki keterbatasan dan
kekurangan sebagai manusia, seringkali menjadi alasan ketika kita melakukan
kekeliruan bahkan salah dalam bersikap maupun bertindak. Akan tetapi jika
direnungkan kembali, hal demikian tidak dapat dibenarkan mengingat status kita sebagai
anak-anak Allah. Karena status itu jugalah, mengakhiri suratnya ini Paulus
tetap mengingatkan dan menasihati Timotius dan pemimpin-pemimpin jemaat agar
selalu hidup benar di hadapan Allah. Itu berarti mereka harus menjauhkan diri
dari berbagai kejahatan termasuk cinta uang yang akan membuat mereka menyimpang
dari iman dan menyiksa diri dengan berbagai-bagai duka. Terhadap hal demikian,
secara tegas Paulus menyampaikan agar mereka mengejar keadilan, ibadah,
kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Cara hidup seperti ini penting
diperhatikan dan dilakukan agar kita tidak semena-mena terhadap sesama. Untuk
memahami semuanya itu harus didukung dan didorong oleh didikan serta pengajaran
yang baik dan benar. Pengajaran dimaksud dapat dimulai dari dalam keluarga
sebagai basis pembinaan yang pertama. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari
peranan orang tua untuk membimbing dan mengarahkan anggota keluarga lainnya,
tentang cara hidup yang berkenan di hadapan Allah. Biarlah dengan didikan yang
kita dapatkan selama ini mampu menjadikan kita memahami cara hidup yang benar
dan adil.
Doa: Tuhan, kami mau berkomitmen
agar hidup benar dan adil Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar