Perihal bertanggungjawab
atas apa yang dilakukan adalah keharusan setiap manusia. Yehezkiel 18:1-9
menekankan prinsip tanggung jawab pribadi dalam hubungan manusia dengan Allah,
terutama dalam hal keadilan dan kebenaran. Pada masa itu, orang Israel memiliki
anggapan bahwa mereka dihukum karena dosa nenek moyang mereka, seperti yang
tercermin dalam peribahasa yang dikutip dalam Yehezkiel 18:2: "Ayah-ayah
makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu." Namun, Allah
melalui Yehezkiel menegaskan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas
perbuatannya sendiri. Jika seseorang hidup dengan benar dan melakukan keadilan,
ia akan hidup, tetapi jika ia berbuat dosa, ia sendiri yang menanggung
akibatnya. Allah adil dalam menilai manusia. Ia tidak membiarkan orang benar
binasa, dan Ia tidak menyelamatkan orang fasik tanpa pertobatan. Keadilan Allah
memberi harapan bahwa siapa pun yang berbalik dari kejahatan dan hidup benar
akan diselamatkan. Tindakan Keadilan dalam hidup sebagai orang yang benar,
yaitu mereka yang tidak menyembah berhala, tidak menindas sesama, tetapi
berlaku adil, tidak memeras atau mengambil riba. Hal ini menekankan bahwa iman
sejati harus disertai dengan tindakan keadilan sosial.
Doa: Tuhan mampukanlah kami untuk bertanggungjawab melakukan keadilan. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar