Beajar dari nasehat Salomo, seorang raja penuh hikmat yang mengatakan: “Jawaban
yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas
membangkitkan amarah” (ay 1) . Bila kita bisa menahan diri dan menanggapi perkataan
dan tindakan yang negatif dengan ketenangan dan lemah lembut, maka kita akan terhindar
dari banyak konflik dan persoalan yang tidak perlu. Tidak jarang kita mendengar ada
banyak pernikahan yang mengalami masalah hanya karena suami atau isteri, atau
keduanya, tidak dapat menahan perkataannya .Hubungan pertemanan yang baik pun
dapat timbul konflik hanya dari perkataan-perkataan yang kurang bijak. Kata-kata yang
lembut dan bijaksana bisa menjadi obat bagi hati yang terluka dan membangun jembatan
dalam hubungan. Di sisi lain, perkataan yang tajam
dan kasar hanya akan memperburuk keadaan,
menciptakan rasa sakit dan permusuhan. Sebagai
orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi pembawa
damai di tengah-tengah dunia ini. Dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip kasih dan
pengampunan, kita dapat menjadi saksi Kristus. Mari berdiam diri sejenak dan berdoalah,
minta pimpinan Roh Kudus untuk menguasai hati, pikiran dan perkataan kita agar dapat
memberi jawaban yang lemah lembut sehingga kita terhindar dari konflik yang tidak perlu.
Doa: Tuhan
mengendalikan
bantu
emosi
perkataan kami. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar