Penyangkalan Diri Sebagai Syarat Mengikut Yesus

Posting Komentar

Bacaan. Lukas 14 : 27

Kata Tuhan Yesus: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”. Yesus mengucapkannya ketika sedang berada dalam perjalanan menuju Yerusalem. Ia sadar sedang berjalan menuju salib; bukan menuju kekuasaan dan kemuliaan duniawi. Karena itu, kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Yesus memperingatkan mereka bahwa menjadi murid Yesus yang sejati bukanlah mudah, sebab syarat utama menjadi murid Yesus adalah kesediaan untuk memikul salibnya. 


Memikul salibnya adalah sebuah kiasaan, yang berarti bahwa setiap orang yang mau menjadi pengikut Yesus harus rela mengalami penderitaan karena menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Yesus, bahkan sampai mati. Mengikuti Tuhan Yesus berati juga harus siap untuk setia dengan mungkin saja akan mengorbankan hal-hal yang paling dicintainya dalam kehidupan; keluarga, diri sendiri atau miliknya yang paling berharga (band.ay 26, 33). 


Sayangnya, banyak orang kristen mengaku menjadi murid Tuhan Yesus tetapi tidak bersedia memikul salibnya dan mengikuti Tuhan Yesus dengan melakukan kehendak Tuhan Yesus melalui firman-Nya. 


Orang percaya lebih memilih jalan aman, jalan kompromi karena kuasa, jabatan, harta dan sebagainya. Tema Mingguan “Kerelaan dan Kesetiaan Memikul Salib Bersama Yesus” berdasarkan Lukas 14:27, meengingatkan setiap orang percaya bahwa syarat utama menjadi murid Yesus adalah memikul salib atau ketaatan dan kesediaan untuk menyangkal diri (mengesampingkan identitas duniawi dan mengarahkan hidup pada kehendak Tuhan). Artinya setelah diselamatkan, setiap orang percaya wajib menjalani kehidupan sesuai kehendak Tuhan dengan konsekuensi tidak diterima oleh orang lain, disingkirkan, dikhianati, ditolak, dicaci maki, dihina, dipermalukan, dan sebagainya. Ingat salib adalah salib.


Doa: Tuhan peliharalah hati kami untuk melakukan kehendak-Mu. Amin.

Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter