Bacaan. Ibrani 12 : 2
Hidup ibarat suatu pertandingan atau perlombaan. Misalnya seorang pelari yang berlomba dalam suatu lomba lari harus senantiasa memandang kepada garis finish, karena jika tidak walaupun pelari itu berlari dengan cepat, tetapi jika arah tujuannya meleset maka ia tidak akan mencapai garis finish atau tidak akan mengakhiri perlombaan dengan baik. Bisa jadi ia akan keluar lintasan dan menuju ke arah yang salah walaupun mungkin secara kecepatan, pelari tersebut adalah yang paling cepat dibandingkan dengan para lawannya.
Hidup ibarat suatu pertandingan atau perlombaan. Misalnya seorang pelari yang berlomba dalam suatu lomba lari harus senantiasa memandang kepada garis finish, karena jika tidak walaupun pelari itu berlari dengan cepat, tetapi jika arah tujuannya meleset maka ia tidak akan mencapai garis finish atau tidak akan mengakhiri perlombaan dengan baik. Bisa jadi ia akan keluar lintasan dan menuju ke arah yang salah walaupun mungkin secara kecepatan, pelari tersebut adalah yang paling cepat dibandingkan dengan para lawannya.
Demikian, hidup orang percaya senantiasa mengalami perlombaan iman setiap hari, yakni masalah dan penderitaan. Hal ini juga dialami oleh orang percaya Ibrani, dimana mereka mengalami penganiayaan dan penderitaan yang hebat, sehinga ada yang meniggalkan imannya kepada Yesus Kristus, tetapi ada juga yang tetap mempertahankan imannya meskipun harus menderita. Dalam situasi tersebut, penulis surat Ibrani memperingatkan orang percaya untuk berlomba dengan baik, yakni dengan mata yang tertuju kepada Yesus yang mengabaikan kehinanaan tekun memikul salib (ay.2).
Menurut pandangan orang masa itu, mati di atas tiang salib adalah hal yang sangat hina dan memalukan. Namun berbeda dengan Tuhan Yesus, penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib merupakan wujud ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa di sorga. Karena ketaatan-Nya memikul salib, maka Ia memperoleh sukacita, bersama-sama memerintah dengan Allah Bapa.
Makna bagi kita yang merayakan Minggu Sengsara Tuhan Yesus bahwa Kehidupan orang percaya senantiasa dihadapkan dengan masalah dan penderitaan yang disebabkan oleh faktor alam (gempa, banjir, badai), penyakit (covid 19) dan faktor manusia (ketidakadilan, fitnah, iri, dendam,dll). Dalam situasi tersebut, mari kita memandang hanya pada Tuhan; percaya dan berharap kepada-Nya, maka Ia akan menyertai kita.
Doa: Tuhan, pimpin kami untuk terus memandang salib-Mu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar