Salah satu wujud nyata hidup kita yang terus bertumbuh dalam kasih yaitu ketika kita tidak saling menghakimi satu dengan yang lain. Inilah juga yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus ketika mengajarkan orang banyak di atas bukit. Perintah agar jangan menghakimi nampak jelas ketika Ia berkata: mengapa engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (ay. 3). Maksudnya ialah agar kita tidak menghakimi orang lain sebelum melihat diri sendiri. Itu berarti perilaku yang suka menghakimi perlu dihindari. Hal ini dilakukan atas kesadaran, bahwa semua orang berdosa dan hanya Allah yang berhak untuk menghakimi. Kendatipun demikian perihal saling menghakimi masih terus dijumpai dalam realitas hidup orang percaya dewasa ini. Oleh karenanya, firman Tuhan saat ini sekali lagi mengingatkan kita agar jangan menghakimi supaya hal demikian juga tidak diperlakukan bagi kita (ay. 1).
Dari pada terus-menerus melihat kesalahan orang lain, alangkah lebih baik bila kita membenahi diri dan saling mengasihi. Dengan begitu keberadaan hidup kita akan lebih berarti, sebab kita terus menebarkan energi positif bagi orang-orang di sekitar. Hindarilah perilaku menghakimi dan terus belajar mengintrospeksi diri dari waktu ke waktu. Berkomitmenlah untuk menaati firman Tuhan dengan tidak menghakimi melainkan lebih mengasihi semua orang sebagai sesama.
Doa: Rohh Kudus, kuasailah kami agar menjalani hidup dengan tidak menghakimi. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar