Setiap orang ingin diperlakukan seadil-adilnya. Akan tetapi perlakuan tersebut tidak dirasakan oleh pemazmur dalam perikop bacaan kita yang pertama. Sebab ia mengalami penderitaan dari musuh yang dia sebut dengan kaum yang tidak saleh, orang penipu dan orang curang (ay. 1). Penderitaan yang dihadapi oleh pemazmur, juga dialami oleh Yesus dalam perikop bacaan kita yang kedua. Dia diolok-olok, dipukul juga dihujat (ay. 63-65). Namun Yesus menjalani penderitaan itu dengan ikhlas sebab Ia secara sadar mengetahui tujuan kedatangan-Nya ke dunia. Fakta penderitaan Yesus memperlihatkan kerelaan dan kesabaran-Nya menjalani perlakuan dari orang-orang Yahudi, meski bukan karena kesalahan yang Dia lakukan.
Kisah pemazmur dan penderitaan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan dapat dialami oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Akan tetapi dalam menghadapi penderitaan itu, berusahalah untuk ikhlas, rela dan sabar seperti Yesus. Selain itu teruslah berdoa meminta keadilan dari Tuhan seperti yang dilakukan oleh pemazmur. Pemazmur percaya bahwa hanya Allah yang mampu memberikan kelepasan sehingga ia dapat bersukacita, bergembira dan bersyukur. Kepercayaan inilah yang membuatnya mempertanyakan mengapa tertekan dan kegelisahan jiwa harus menghampiri (ay. 5)? Sebab harapanya hanya kepada Allah yang selalu setia menolong.
Penderitaan apapun yang dialami oleh kita termasuk ketidakadilan sekalipun, belajarlah menghadapinya dengan sabar sambil berdoa dan meyakini bahwa Allah akan menyatakan keadilan. Percayakanlah seluruh kehidupan kita kepada Allah dan berharaplah hanya kepada-Nya sumber keadilan.
Doa: Ya Tuhan, mampukan kami menghadapi persoalan hidup dan terus meyakini bahwa engkau akan menyatakan keadilan. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar