Dalam membangun relasi dan dialog, ada upaya
untuk memperjuangkan apa yang diyakini sebagai kebenaran. Upaya tersebut
tidaklah salah. Yang keliru adalah upaya tersebut kemudian dijalankan bersamaan
dengan cara menjatuhkan orang lain akan kebenaran yang diyakini olehnya.
Kenyataan yang sama turut terjadi dalam jemaat Galatia. Kelompok Yahudi dan non
Yahudi mempertentangkan mengenai siapakah yang pantas dan layak mendapat berkat
dari Allah. Bahkan dalam pertentangan tersebut, ada kecenderungan untuk saling
menjatuhkan. Menariknya, Paulus menegaskan kepada mereka yang bertentangan,
bahwa Yesus Kristus yang mati dan bangkit adalah bukti keselamatan dan
perberkatan Allah disalurkan kepada Abraham dan bangsa-bangsa lain (bnd. Ay.
14). Belajar dari pertentangan tersebut maka salah satu nilai penting dalam
membangun relasi adalah penerimaan. Dengan kalimat lain, setiap orang yang
membangun relasi harus menerima satu dengan yang lain, tanpa memandang latar
belakang, keyakinan, dan kebenaran yang dipegangnya. Pada dasarnya, setiap
orang memiliki kebenaran yang diyakininya. Oleh karena itu, sikap untuk
menerima dan menghormati mereka adalah cara membangun dan menjaga relasi agar
tetap harmonis.
Perbedaan Bukan Pemecah Keharmonisan
Bacaan: Galatia 3 : 1 - 14
Posting Komentar
Posting Komentar