Ada kecenderungan sebagian orang untuk membangun
relasi dengan sikap egois yang tinggi. Dalam keegoisan, ia kemudian memaksakan
sesamanya melakukan apa yang dirinya kehendaki. Pada akhirnya, dalam sikap
egois tersebut maka relasi menjadi tidak sehat, bahkan berada dalam ancaman
perpecahan. Berdasarkan kecenderungan keegoisan itu juga, Paulus turut
menasehati orang-orang Yahudi di Galatia untuk tidak memaksakan sesamanya yang
non Yahudi melakukan sunat. Paulus mengetahui, bahwa keegoisan orang-orang
Yahudi untuk memaksakan sesama yang non Yahudi melakukan sunat akan berujung
pada perpecahan umat Kristen di Galatia. Bagi Paulus, yang menyelamatkan orang
percaya bukan karena melakukan hukum Taurat, melainkan karena imannya kepada
Kristus Yesus (bnd. Ay. 16). Hal penting untuk kita maknakan di masa kini,
bahwa keegoisan dalam berelasi perlu untuk ditinggalkan. Kita terpanggil untuk
tidak memaksakan apa yang kita inginkan kepada sesama. Saling bertukar pikiran
atau berdiskusi untuk mencapai kesepakatan bersama adalah salah satu cara untuk
membangun relasi yang sehat dengan sesama.
Janganlah Menjadi Pribadi yang Egois!
Bacaan: Galatia 2 : 15 - 21
Posting Komentar
Posting Komentar