Ketaatan adalah hal yang mudah dibicarakan tetapi sulit untuk dilakukan, apalagi saat berada dalam situasi yang sulit atau tidak nyaman. Ketaatan bersumber dari kepercayaan. Keduanya saling berkaitan. Kepercayaan menjadi dasar seseorang bersikap taat. Bacaan saat ini menggambarkan bahwa Ishak mengalami berkat Tuhan secara luar biasa karena taat dan percaya. Ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan, meski dalam situasi yang tidak mendukung. Hal itu tampak saat terjadi kelaparan hebat Tuhan melarang Ishak untuk pergi ke Mesir, melainkan tinggal di Gerar, suatu tempat di Filistin. "Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu."(ay.3). Ishak menunjukkan ketaatan sekaligus percaya pada perintah Tuhan. Tanpa bertanya dan berbantah, ia mengikuti yang disampaikan. Semua ini dilakukan atas dasar percaya bahwa Tuhan tetap akan menyertai dan memberkatinya. Perintah Tuhan seringkali tidak kita pahami, karena itu banyak orang tidak mau taat dan percaya. Padahal Tuhan punya rencana yang indah bagi setiap orang yang mau taat kepada-Nya. Sebab itu, dibutuhkan sikap percaya yang lahir dari iman dan diwujudkan dalam ketaatan pada perintah-Nya. Orang yang taat tidak akan memahami masalah sebagai akhir hidup. Ia yakin bahwa masalah adalah kesempatan untuk mengalami kasih dan kemurahan Tuhan. Kita tidak hidup dan menghadapi persoalan seorang diri, sebab Dia, Sang Khalik serta Pemelihara selalu campur tangan juga memberikan keluputan. Dia-lah pemilik hidup ini dan mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
Doa: ya Allah, kami berjanji untuk terus taat dan percaya pada janji-Mu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar