Sikap
mendominasi cenderung menjadi wajah relasi dan dialog di masa kini. Beberapa
orang terkesan memuji diri sendiri dan menganggap yang lain lebih rendah dari
dirinya. Bahkan ungkapan “Kamu bodoh” sering dijumpai sebagai salah satu bentuk
nyata upaya mendominasi dalam proses dialog. Kenyataan yang sama turut
diperlihatkan dalam teks 2 Korintus 11: 7-21a. Diperlihatkan, bahwa kedatangan
rasul-rasul palsu di Korintus telah menyebabkan Paulus dikenal sebagai orang
bodoh (bnd. Ay. 16). Namun menarik, bahwa di tengah gempuran kekerasan verbal,
Paulus tidak membalas mereka. Justru Paulus mengatakan, bahwa dirinya akan
tetap menerima jika jemaat Korintus turut menganggap dirinya sebagai seorang
yang bodoh. Kerendahan hati dan ketenangan Paulus untuk tidak membalas kekerasan
verbal orang lain harus juga kita maknai di masa kini. Sekalipun kita
direndahkan atau dianggap lemah oleh orang lain, marilah kita menjadi pribadi
yang tenang untuk menanggapinya. Karena ketenangan kita akan meminimalisir
upaya saling mendominasi yang berujung pada kekacauan relasi. Pada akhirnya,
relasi tetap terjaga dalam bingkai penerimaan dan penghormatan.
Doa: Ajarilah kami agar tetap rendah hati dan tenang
dalam membangun relasi dengan sesama. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar