Daud menyadari bahwa saatnya sudah dekat, ia akan menempuh jalan segala yang fana. Oleh sebab itu sebelum meninggal, ia menitipkan pesan terakhir bagi anaknya, Salomo yang akan melanjutkan tanggungjawab kepemimpinan atas bangsa Israel. Daud meminta Salom untuk menguatkan hati dan berlaku sebagai laki-laki. Selain itu ia juga berpesan agar penerus keturunan dan tanggungjawab kepemimpinan itu untuk melakukan semua kewajiban dengan setia kepada Allah. Kewajiban dan kesetiaan dinampakkan dalam sikap hidup sesuai jalan yang telah ditunjukkan Allah, mengikuti segala ketetapan, perintah dan peraturan. Semua itu tertulis dalam hukum-hukum Musa. Pesan dari kisah ini adalah bahwa Daud bukan saja menyiapkan dirinya untuk menuju keabadian, tapi Salomo juga. Daud akan pergi dengan tenang dan Salomo yang ditinggalkan menjadi kuat. Mari belajar pula untuk hidup berkenan pada kehendak Tuhan. Kita harus melakukannya dengan segenap hati dan jiwa. Hati menjadi dasar utama yang menggerakkan pikiran dan perasaan untuk bertindak. Jika hati dan jiwa bersih, hal itu akan tercermin dalam perilaku kepemimpinan yang bersih dan baik. Pesan ini menjadi penting sebab sebagai seorang pemimpin bangsa yang besar, haruslah menjadi teladan bagi orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang hidupnya bersih, keluarga dan seluruh masyarakatnya akan diberkati. Kita semua adalah pemimpin. Pemimpin atas diri sendiri, dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Berkehendaklah dan berusaha untuk memiliki hati dan jiwa yang bersih. Hidup berkenan kepada Allah dengan melakukan perintah-Nya. Keturunan kita akan berbahagia. Sebab itu, hiduplah dengan benar dan jadilah berkat bagi semua orang.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk hidup dengan benar. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar