Ada orang yang menggunakan kuasa, kehebatan dan kecerdasannya untuk menindas orang lain dan menguntungkan diri sendiri atau juga kelompoknya. Orang-orang seperti ini yang ingin dikritisi oleh Paulus dalam teks bacaan saat ini. Paulus menyatakan bahwa orang-orang seperti itu tidak memiliki hikmat Allah. Perbuatan-perbuatan itu seperti ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi yang hanya menilai sesuatu berdasarkan nalar dan pengetahuan, tetapi rendah hikmat. Menurut Paulus, hikmat Allah berbeda dengan hikmat manusia. Hikmat Allah merujuk kepada iman dan percaya Kristus yang adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sementara hikmat manusia merujuk kepada sebuah kebodohan. Menurut orang Farisi pemberitaan tentang Kristus adalah suatu kebodohan. Oleh sebab itu, Paulus menegaskan orang-orang seperti itulah yang akan dibinasakan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat memegahkan diri di hadapan Allah. Barangsiapa ingin bermegah, baiklah ia bermegah di dalam Tuhan. Penegasan ini pun ditujukan kepada kita. Kehebatan, kepandaian dan kecerdasan yang dimiliki, terasa hampa jika kita tidak memiliki hikmat Allah. Hikmat Allah menolong orang bersikap bijaksana dan arif mengambil keputusan. Jangan pernah mengandalkan hikmat manusia, sebab kita akan luput dari kebaikan Allah yang telah disediakan bagi kelangsungan hidup. Mintalah hikmat Allah supaya kita terus dipakai-Nya memberi dampak baik bagi semua makhluk ciptaan Allah. Peringatan akan kematian Tuhan Yesus adalah wujud penampakkan gereja yang berhikmat. Orang yang berhikmat hidup dalam kerendahan, keutuhan dan mengandalkan Tuhan.
Doa: Bapa Pengasih, berilah hikmat-Mu agar kami bijaksana menjalani kehidupan. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar