Umat Israel pernah mengalami masa hidup yang kelam sebagai akibat ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Pembuangan di Babel misalnya menjadi masa hidup yang berat, mereka harus terusir dari tanah perjanjian. Semua pengalaman pahit disadari, disesali dan dimaknai. Mereka bertobat, kembali menjadi umat yang setia kepada Tuhan dan berjanji membarui seluruh keberadaan. Ternyata kemampuan umat Israel bangkit dari kejatuhan, keterpurukan dan kekelaman karena pengharapan akan janji Tuhan tentang masa depan yang gemilang terus dihidupkan. Mari kita simak nas hari ini, gagasan teologi pengharapan dikisahkan nabi Zakharia dengan gamblang atau mudah dipahami. Zakharia menyampaikan janji Tuhan tentang kebahagiaan bagi Yerusalem dan Yehuda di masa depan. Tuhan yang berjanji tentang masa depan yang bahagia atau gemilang disebut dengan nama “Tuhan semesta alam”. Tujuh kali tersebut dalam bacaan hari ini dan menunjuk pada pengertian: Allah adalah Tuhan semua kekuatan di bumi dan di langit. Umat Israel percaya dengan tidak ragu pada “Tuhan semesta alam”. Dia-lah Tuhan pemilik dan pengatur waktu atau jalan zaman yang pasti menepati janji-Nya. “Tuhan semesta alam” akan datang dalam kekudusan dan diam di tengah-tengah umat-Nya. Waktunya akan tiba, kakek-kakek dan nenek-nenek duduk di jalan-jalan Yerusalem, anak laki-kali dan perempuan bermain-main di situ. Zakharia menubuatkan tentang masa depan yang gemilang. Kita mungkin pernah mengalami masa lalu yang pahit serta sedang menjalani hari ini dengan susah payah. Namun meyakini janji Tuhan tentang masa depan yang gemilang memampukan kita bertahan dan terus berjuang sampai pada akhirnya.
Doa: Ya Tuhan, tuntunlah kami menuju masa depan yang gemilang. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar