Hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Sebuah pilihan yang mudah
untuk diucapkan namun tidak demikian dalam pelaksanaannya. Semoga tak
berkelebihan bila dikatakan bahwa ada sebagian orang yang agaknya memilih hidup
untuk makan dan bukannya makan untuk hidup. Mereka yang memilih hidup untuk makan dapat saja
disebabkan baik oleh kemalasan, masa bodoh ataupun karena kelebihan materi.
Sedangkan orang yang makan untuk hidup adalah mereka yang hidupnya digerakkan
oleh prinsip kecukupan, perjuangan dan kemanfaatan. Mereka yang berkekurangan ada pula yang memiliki prinsip
makan untuk hidup, sehingga harus
bekerja keras agar bisa makan dan minum. Makanan diperlukan agar tetap bertahan
hidup dan berjuang. Jangankan makanan enak makan apa adanya saja sudah
bersyukur. Bacaan kita hari ini Roma 14:17-18, mengatakan bahwa perihal kerajaan Allah
bukanlah soal makan dan minum melainkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus. Sebab barang siapa yang melayani Kristus dengan cara ini ia berkenan
kepada Allah dan dihormati oleh manusia. Bagian Firman ini mengingatkan kita
bahwa persoalan masuk ke dalam kerajaan Allah adalah bukan persoalan siapa yang
dapat makan dan minum atau tidak mendapatkannya. Namun persoalannya adalah
bagaimana kita mewujudkan sikap dan perilaku yang benar, yang menghadirkan
damai sejahtera bagi orang lain melalui tuntunan Roh Kudus. Dengan demikian
kita telah melayani Kristus sendiri dengan segala perbuatan baik yang dilakukan
untuk sesama. Perbuatan-perbuatan baik itulah yang akan membawa kita kepada
hidup yang kekal bersama Kristus dalam kerajaan-Nya yang kekal. Makanan dan
minuman diperlukan manusia dan oleh sebab itu haruslah diusahakan dan
dimanfaatkan dengan kebenaran. Usahakanlah hal apapun dan memanfaatkannya dengan
cara yang benar agar damai sejahtera serta sukacita dialami serta dihormati
manusia juga berkenan pada Allah.
Doa: Tuhan tolonglah kami untuk mewujudkan hidup yang benar.
Amin.

Posting Komentar
Posting Komentar