Berita tentang Malin Kundang sudah melegenda dan selalu
diingat. Apabila dalam satu keluarga terdapat salah seorang anggota keluarga
yang sudah sukses dan menduduki jabatan penting serta mempunyai banyak
harta, namun melupakan orang tua dan saudara-saudaranya, maka orang akan
menyinggung tentang cerita Malin Kundang.
Kisah tentang Yusuf dalam bacaan teks ini hendak menyadarkan kita yang
cenderung memiliki sifat seperti cerita Malin Kundang. Menduduki jabatan orang
terpenting di Istana Firaun, yakni sebagai orang nomor dua setelah Firaun,
serta dipercayakan mengatur segala perekonomian bangsa Mesir, namun tidak membuat Yusuf
melupakan orang tua dan saudara-saudaranya. Ketika kelaparan melanda tanah
Kanaan, ayah Yusuf, yakni Yakub, bersama saudara-saudaranya mengungsi ke Mesir
untuk membeli bahan makanan. Namun, ternyata setelah tiba di Mesir mereka
bertemu dengan Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui bahwa ayahnya dan
saudara-saudaranya menderita kelaparan dan membeli makanan di Mesir, Yusuf pun
memperkenalkan diri kepada ayah dan saudara-saudaranya. Tidak hanya itu, Yusuf
juga memperkenalkan ayah dan saudara-saudaranya kepada Firaun, penguasa Mesir.
Yusuf tidak menyangkal ayah dan saudara-saudaranya. Yusuf mengakui bahwa mereka
adalah keluarganya. Yusuf juga melayani ayah dan sudara-saudaranya secara baik,
sebagaimana hidup selaku anak dan sebagai orang bersaudara.
Harta dan jabatan
tidak membuat Yusuf menyangkali atau melupakan ayah dan saudara-saudaranya.
Harta dan jabatan yang dimiliki oleh Yusuf dipakai juga untuk melayani orang
tua dan saudara-saudaranya. Yusuf tidak bersikap seperti Malin Kundang yang
menyangkali orang tua dan saudara-saudara ketika sudah memiliki harta dan
jabatan. Intinya, hidup orang bersaudara itu bukan seperti
Malin Kundang, tapi harus hidup seperti Yusuf.
Doa: Ya Tuhan, Jauhkanlah kami dari sikap melupakan orang
bersaudara dalam segala keadaan. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar