Menjadi orang bijak dan jujur merupakan dambaan setiap orang. Mengapa demikian? Sebab di hidup ini orang bijak dan jujur selalu disukai oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Orang bijak itu selalu bersikap dengan tepat jika menghadapi suatu keadaan atau peristiwa. Orang bijak selalu menggunakan akal budinya, serta selalu berhati-hati apabila menghadapi kesulitan dalam hidup. Sementara itu, orang yang jujur selalu memiliki kesesuaian sikap antara perkataan yang diucapkan dengan perbuatan yang dilakukan.
Persoalannya adalah banyak orang yang belum bijak dan tidak jujur sehingga sering dicemooh oleh orang lain. Bacaan Amsal 23:12-16 memberikan cara untuk menjadi orang bijak dan jujur, yaitu dengan memperhatikan didikan. Firman Tuhan ini menegaskan kepada kita untuk tidak menganggap remeh didikan. Orang Kristen harus mengarahkan perhatian kepada didikan, dan yang terpenting juga yaitu tidak boleh menolak didikan. Didikan itu tidak selamanya berupa ucapan kata-kata yang dikeluarkan melalui mulut dengan lemah lembut. Ayat 14 menegaskan bahwa didikan itu bisa juga berwujud dalam tindakan yang agak keras, seperti memukul dengan rotan.
Bagi Salomo (penulis kitab Amsal) dalam tindakan memukul dengan rotan keselamatan nyawa orang yang dipukul tersebut terjaga dari dunia orang mati. Intinya, firman Tuhan ini hendak menegaskan bahwa hal mendidik tidak boleh diabaikan oleh siapapun. Bagi orang yang dididik jangan pernah menyepelehkan setiap didikan yang ditujukan kepada dirinya.
Menyepelehkan didikan akan membuat kita menjadi orang yang tidak bijaksana dan tidak jujur. Jika dalam hidup ini kita tidak bijaksana dan tidak jujur maka tidak akan ada sukacita dan kebahagian dalam hidup kita, sebab orang lain akan membenci kita karena ketidakbijaksanaan dan ketidakjujuran yang diperbuat.
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk menerima setiap didikan dari siapa pun. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar