Bacaan. Markus 16 : 9 - 18
Kepercayaan seeorang merupakan sebuah proses dinamis, tidak timbul secara tiba-tiba, ada faktor-faktor pencetus dan diperlukan pula kesaksian para saksi.
Kepercayaan seeorang merupakan sebuah proses dinamis, tidak timbul secara tiba-tiba, ada faktor-faktor pencetus dan diperlukan pula kesaksian para saksi.
Para murid pun demikian halnya harus melalui proses panjang sampai pada akhirnya percaya kepada Yesus yang bangkit. Proses itu dimulai dari kesaksian Maria Magdalena sebagai saksi mata sampai penampakan yang dilakukan Yesus. Kesaksian Maria Magdalena tentang Yesus yang bangkit tidak serta merta membuat para murid percaya. Dua murid dari emaus pun belum sepenuhmya membuat mereka percaya, hanya Yesus saja yang sanggup meyakinkan mereka tentang kebenaran kebangkitan-Nya.
Yesus mencela kedegilan hati mereka sebab masih ada keraguan, ketidakpercayaan, dan keangkuhan. Sikap para murid yang demikian dapat pula disebabkan oleh adanya perasaan kecewa, dan patah hati. Yesus ternyata harus mati dan tidak menjadi Mesias seperti diharapkan. Kuasa kebangkitan Yesus menunjukan otoritas ilahi mengubahkan kedegilan hati, keraguan, ketakutan menjadi ketetapan hati untuk melakukan aksi, bahkan mereka diberikan kuasa melakukan tanda mujizat.
Kesaksian tentang kebangkitan Yesus tetap bermakna bagi kita yang hidup di masa kini. Pertama, kuasa Kebangkitan Yesus harus dijadikan kekuatan yang mengubahkan hati. Kedua, kuasa kebangkitan Kristus adalah otoritas Allah dalam hidup manusia yang bukan sekadar memberi perintah tetapi juga memberkati kita untuk bersaksi. Kita terpanggil untuk memberitakan kebaikan Allah yang telah mengampuni dosa manusia dan dunia, baik dengan perkataan maupun karya nyata.
Doa: Ya Tuhan ubahlah hati kami dengan kuasa
Posting Komentar
Posting Komentar