(Bacaan. Mazmur 94 : 20-23)
Sering kita menyalahkan dan menghakimi kesalahan sesama, membalas kejahatan dengan kejahatan, caci maki dengan caci maki. Kita lupa bahwa ajaran yang sangat mendasar dalam kekristenan adalah saling mengasihi dan memaafkan. Atas dasar itu, sebagai orang percaya kita dimintakan untuk terus menanamkan dan menumbuhkan serta meningkatkan budaya saling menghargai dan menghormati.
Tuhan Allah kita adil dalam keputusan dan bersih dalam penghukuman. Ia tidak membela dan membenarkan yang salah. Karakter ilahi seperti ini selayaknya membentuk pola hidup kekristenan. Orang Kristen didorong untuk gelisah bahkan berduka melihat ketidakadilan, kekejaman dan kebusukan di dunia. Kegelisahan dan kedukaan itu melahirkan sikap beriman tekun berdoa, serta mendorong juga mempelopori tindakkan cerdas untuk menghentikan semua kenyataan yang menghambat manusia bertumbuh ke arah yang lebih baik. Kejahatan tidak boleh menang dalam kehidupan dan dibiarkan berlangsung dengan sewenang-wenang. Pilihan iman kita adalah membela kehidupan dan tidak membiarkan kejahatan berlangsung atau menguasainya kita harus “mengambil jarak” dan tidak berpihak atau bersekutu serta bersekongkol dengan kefasikan (ay.20,21). Tuhan adalah kekuatan yang melindungi kita dari semua hal yang jahat. Pemazmur meyakininya sebagai kota benteng, gunung batu dan perlindungan. Karena itu hayatilah bahwa kejahatan tidak akan menang atas kebenaran. Sebab Tuhan Allah kita akan membalas perbuatan kejahatan dan membinasakan semua orang jahat. Mari berharap pada-Nya dan berusahalah untuk menjauhkan diri dari kefasikan. Jadilah pejuang kebenaran dan keadilan, agar kualitas hidup semakin baik, sehingga bumi ini menjadi tempat hidup yang layak didiami dengan damai.
Doa : Tuhan, kami berlindung dalam naungan kebenaran dan keadilan. Amin!
Posting Komentar
Posting Komentar