(Bacaan. 2 Samuel 22 : 1-4)
Perjalanan hidup Daud bagaikan berjalan di tepi jurang maut. Beberapa kali nyawanya terancam. Betapa tidak enaknya kehilangan rasa aman seperti itu. Mengapa Tuhan tidak memberikan jalan mudah baginya, bukankah Daud mengemban tugas dari Tuhan? Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mudah untuk dijawab. Walau demikian, Daud terus berseruh kepada Tuhan. Ia tetap percaya dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah yang berkuasa melepaskannya dari cengkeraman musuh. Daud tidak pernah mengatakan bahwa ia tidak pernah berbuat dosa atau bahwa dirinya sempurna. Banyak yang dia lakukan baik persinahan maupun pembunuhan, namun dia sadar akan perbuatannya dan mau mohon pengampunan dari pihak Allah. Daud sadar bahwa karier yang diberikan Tuhan kepadanya luar biasa. Termotivasi akan hal itu, dia menjadi berani, gagah dan kuat. Tampillah Daud sebagai sosok raja yang mempimpin dengan perkasa dan mengalami banyak kemenangan. Sejalan dengan itu, ia sadar bahwa keberhasilannya dapat mengakibatkan dialaminya banyak musuh bahkan terancam untuk dibunuh. Saul pernah mengejar Daud dan hendak membunuh, namun Tuhan menolongnya. Daud katakan terpujilah Tuhan, sebab ia sadar sungguh bahwa Tuhan-lah yang membentenginya dari musuh dan lawan. Ia katakana pula bahwa hanya Tuhan sandaranku. Begitulah ungkapan imannya. Krikil-krikil itu tajam, perjalanan itu sakit dan menakutkan, jangan menyerah, peganglah tangan Tuhan, supaya langkah kita tidak tergelincir. Jika sekarang anda jatuh, bangun dan pegang tangan Tuhan, Berjalanlah dengan Dia.......kemenangan akan diperoleh.
Doa: Tuhan ajarilah kami untuk memandang-Mu di tengah kekelaman. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar