Menurut Kamus Alkitab, dirham adalah mata uang emas dari Persia yang beratnya kurang lebih delapan gram, dan juga mata uang perak dari Yunani yang nilainya hampir sama dengan satu dinar. Artinya, cukup berharga—sehingga kehilangan satu keping menjadi sangat berarti bagi perempuan dalam perumpamaan ini. Dengan cermat ia mencari hingga menemukannya, dan sungguh bersukacita. Dalam konteks waktu itu, para pemungut cukai disebut “pendosa,” tetapi Tuhan justru mau mendekati mereka. Kasih Tuhan yang ajaib menggapai dan memulihkan mereka dari perasaan terbuang atau terhilang, menjadikan mereka manusia yang berharga. Perumpamaan tentang dirham yang hilang menegaskan kasih dan keseriusan Allah untuk mencari siapa pun yang terhilang atau terhempas dari komunitasnya. Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita merasa tidak berdaya, terpisah dari komunitas, atau bahkan merasa terhilang? Atau mungkin kita melihat saudara kita mengalami hal yang sama? Ingatlah, Tuhan Yesus begitu mengasihi dan merindukan kita kembali kepada-Nya. Jika Tuhan Yesus bergembira saat menemukan kita, pertanyaannya adalah: bagaimana sikap kita menyambut kasih-Nya yang besar itu? Menutup diri atau membuka hati untuk diubahkan? Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa kita berharga di mata-Nya. Karena itulah Tuhan rela turun ke dunia, menempuh jalan sengsara, agar kita diselamatkan. Inilah kabar sukacita tentang Kerajaan Allah bagi kita semua.
*Doa*: Ya Bapa, tolonglah kami untuk tekun mencari dan menemukan sesama yang terhilang, agar kasih-Mu nyata dalam hidup kami. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar