Dalam Khotbah Yesus di Bukit. Yesus mengajarkan prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Ia
merujuk pada prinsip hukum balas dendam (mata ganti mata), yang dalam konteks
Perjanjian Lama adalah cara membatasi pembalasan agar tidak berlebihan. Namun Yesus
melampaui hukum itu dan menekankan hal mengampuni dan nir-kekerasan. Kerajaan
Allah tidak didasarkan pada keadilan retributif (balas dendam), melainkan pada kasih dan
pengampunan. Perintah "jangan melawan orang yang berbuat jahat", bukan berarti pasif
atau menyerah begitu saja pada ketidakadilan, melainkan mengundang respon yang aktif
memberlakukan kasih. Memberi pipi yang lain, memberi jubah, dan berjalan dua mil adalah
simbol dari mengambil kendali atas respon dengan cara yang berbeda untuk memutus
rantai kekerasan. Ajaran ini memang menantang. Sebab balas dendam harus digantikan
dengan perbuatan kasih. Sebagaimana sikap Allah Pemurah dan penuh belas kasihan,
demikian halnya kita sebagai para pengikut-Nya. Dalam menjalani aktifitas hari ini dan
seterusnya, kita dipanggil untuk bersikap lemah lembut, namun tegas dalam kasih. Kita
dipanggil untuk menjadi agen damai, bukan
pelanjut siklus dendam. Lebih dari itu, janganlah
membalas kejahatan
dengan kejahatan, kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.
Doa: Mampukanlah kami dengan Roh
Kudus-Mu, ya Tuhan, untuk tidak membalas dendam. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar