Tindakan Amnon kepada Tamar mewakili semua tindakan tidak terpuji yang dilakukan seseorang ketika cintanya ditolak. Bacaan ini memperlihatkan bahwa ternyata nafsu birahi manusia dapat membuat manusia itu kalap mata dan tidak dapat berpikir dengan akal sehat. Dari perasaan suka, hasrat memiliki dan didukung dengan hasutan kelicikan, Amnon mengatur strategi untuk mendapatkan Tamar dan menidurinya. Setelah hasratnya terpenuhi, Amnon dengan kasar tidak bertanggung jawab dan mengabaikan Tamar. Tamar hanya berpasrah dan mengenakkan baju kurung dan menaruh abu diatas kepalanya. Dalam tradisi kuno, menaruh abu/debu di atas kepala menandakan adanya kesedihan yang mendalam tetapi juga simbol pertobatan. Tamar melalui pergolakan hidup yang sulit serta diperhadapkan dengan kenyataan yang sungguh memilukan. Tamar mewakili setiap kita yang diperlakukan tidak adil, direndahkan dan diabaikan. Dalam membina sebuah hubungan pun baiknya didasarkan pada cinta yang tulus. Cinta yang tidak memaksa apalagi didasarkan pada nafsu semata. Cinta dalam keluarga harus mengutamakan sikap saling menghargai dan menghormati dan mendukung bukan saling menyakiti. Oleh karenanya, bimbingan, nasihat dan pengajaran-pengajaran yang baik mesti selalu disampaikan kepada anak-anak kita di dalam keluarga. Mengarahkan mereka untuk hidup Takut Tuhan dan cinta saudara dengan sikap saling menghormati.
Doa: Tuntun Kami Ya Roh Kudus, agar kami hidup saling mengasihi dan menghormati. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar