Protes terhadap pelayanan Yesus
selalu berdatangan dari Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Sebagaimana
catatan Kitab-kitab injil, kelompok-kelompok itu meragukan dan tidak
mempercayai Yesus adalah Anak Allah; Sang Mesias yang dijanjikan itu. Matius
21: 23-27 merupakan salah satu teks yang menampilkan upaya kelompok tersebut
membangun relasi dengan Yesus. Tergambarkan relasi mereka didasarkan pada
keraguan dan niat jahat untuk menjatuhkan/mempermalukan Yesus (bnd. Pertanyaan
imam kepala dan tua bangsa Yahudi pada ayat 23). Namun menariknya, Yesus tidak
menanggapi kelompok tersebut dengan kekerasan. Justru sebaliknya, Yesus
menampilkan sikap tenang yang kokoh, sehingga Ia tidak mempermalukan mereka.
Yesus menerima dan menghormati mereka, sambil berusaha membenahi pikiran mereka
yang bertentangan dengan kebenaran Allah. Catatan menarik untuk kita di saat
ini, sebagai manusia kita akan selalu berelasi dengan sesama. Karena itu,
ketenangan diri untuk berkata dan menanggapi perkataan orang lain harus menjadi
pilihan sikap yang bijak. Jadi, dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun kita
berelasi, kita akan mampu memberikan kedamaian dan penghormatan yang sungguh
kepada sesama kita.
Doa: Tuhan, mampukan kami agar tetap menjadi pribadi
yang tenang dalam membangun relasi dengan sesama. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar