Kisah perjalanan seorang hamba Tuhan (Pendeta) dari Jakarta menuju Ambon. Mulanya perjalanan aman-aman saja tapi kemudian sebelum 30 menit pesawat lending di Bandara Pattimura, tiba-tiba cuaca menjadi sangat ekstrim (hujan diserta angin kencang). Akibatnya, menggoncangkan pesawat dengan sangat keras sehingga awak pesawat memerintahkan seluruh penumpang untuk menggunakan pelampung karena pesawat berada tepat diatas ketinggian laut. Suasana menjadi panik disertai suara tangisan dari anak-anak yang berada di dalam pesawat. Singkatnya, semua yang berada di dalam pesawat hanya dapat berserah kepada Tuhan, memohon pertolongan-Nya untuk menyelamatkan para penumpang, dan akhirnya semua tiba dengan selamat. Sama seperti orang lain pada umumnya, Daud pun pernah mengalami pergumulan dan penderitaan dalam hidupnya. Dia pernah berada dalam kesesakan (ayat 7). Penderitaan yang dimaksud adalah adanya ancaman dari musuh-musuhnya. Mereka membenci dan ingin mempermalukan serta membunuhnya (ayat 14,17). Dalam situasi tersebut, tidak ada hal lain yang dapat dilakukan oleh Daud, selain berseru dan berdoa memohon pertolongan Tuhan. Melalui pengalaman hidupnya bersama Tuhan, pemazmur percaya bahwa Tuhan yang penuh kasih setia dan maha pengampun pasti akan menjawab seruan dan doanya (ayat 5). Pesan teks di minggu sengsara ketiga ini adalah: ketika kita menghadapi masalah dan penderitaan, seperti: bencana alam, dimusuhi dan dibenci orang, diperlakukan dan tidak adil dan benar, kesulitan keuangan kehilangan pekerjaan, gagal dalam usaha, sakit, masalah antara suami-isteri, orang tua dan anak, tetangga dengan tetangga, dan sebagainya. Tetaplah percaya dan mengandalkan Tuhan. Tekunlah berdoa. Yakinlah, Tuhan tidak pernah tinggalkan dan ia selalu menjawab doa orang-orang yang mencari-Nya.
Doa: Tuhan, kami mau berserah dan berharap hanya pada-Mu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar