Pada prinsipnya setiap orang yang melakukan pelanggaran atau kejahatan, harus menerima hukumen sesuai perbuatannya. Namun ada juga orang-orang yang dengan terpaksa menjalani hukuman akibat perbuatan orang lain (mis: dijebak, difitnah, dll). Seituasi seperti ini lah yang dialami oleh Yesus dalam bacaan kita. Akibat fitnahan yang disampaikan oleh orang-orang Yahudi, membuat Yesus harus menanggung penderitaan karena disesah, diolok bahkan ditampar (ay. 1-3). Meskipun Pilatus telah mengatakan tidak mendapati kesalahan pada Yesus, tetapi iman-iman kepala dan para penjaga bersikeras untuk menyalibkan-Nya (ay. 4,6). Hukuman mati yang diinginkan orang Yahudi kepada Yesus didasari alasan karena Yesus menganggap diri-Nya sebagai anak Allah (ay. 7). Untuk meyakinkan dirinya, Pilatus mengajukan pertanyaan lagi kepada Yesus tetang siapa diri-Nya (ay. 9). Akan tetapi atas pertanyaan itu Yesus memilih diam. Pilatus melanjutkannya dengan pernyataan terkait jabatannya, tapi dengan tegas Yesus membatahnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Yesus tetap berpegang teguh pada pendirian-Nya meski harus menderita. Berpegang teguh artinya sikap yang tetap pada pendirian dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi apapun. Sikap Yesus memperlihatkan ketaatan-Nya yang berpegang teguh terhadap semua rencana Allah. Oleh karena itu Ia rela dihukum meski tanpa bersalah. Keteguhan yang diperlihatkan oleh Yesus haruslah juga menjadi sikap dan kepribadian kita. Keteguhan dimaksud tentu saja tidak terlepas dari kehendak Allah. Sikap seperti ini akan menolong kita agar tidak mudah goyah dan terpengaruh meski diperhadapkan dengan penderitaan. SElamat mengakhiri bulan ini dan masukilah bulan yang baru dengan tetap berpegang teguh pada Yesus.
Doa: Ajari kami ya Tuhan untuk tetap teguh beriman kepda-Mu, walaupun ada dalam penderitaan. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar