Jalan keluar dari setiap masalah selalu tersedia. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Begitu juga tidak ada lawan abadi sepanjang damai bisa diupayakan jalan keluarnya. Hal yang demikian menjadi pengalaman Ishak ketika terjadi konflik atau pertengkaran antara para pekerjanya (gembala) dengan gembala Gerar dari Filistin (ay. 20). Pertengkaran tersebut menyangkut sumur Esek yang digali oleh Ishak dan pekerjanya. Ishak dan pekerjanya berpindah tempat dan menggali sumur yang lain, yaitu Sitna, dengan maksud menghindari pertengkaran. Pertengkaran terjadi lagi di sumur Sitna. Kemudian Ishak dan pekerjanya meninggalkan sumur Sitna dan menggali sumur lain lalu diberi nama Rehobot. Semuanya dilakukan Ishak demi terciptanya hidup damai dan rukun dengan orang lain. Selanjutnya diceritakan bahwa Abimelek dari Gerar bersama para sahabatnya Ahuzat dan Pikhol menemui Ishak, namun kedatangan mereka dipertanyakan sebab aneh aneh. Orang yang membenci Ishak datang menemuinya. Ternyata, Abimelek dan para sahabatnya menemui Ishak karena mereka telah melihat penyertaan Tuhan. Perjumpaan itu menghasilkan adanya sumpah setia dan perjanjian bahwa tidak ada lagi perbuatan saling berbuat jahat dan saling mengganggu antara mereka. Mengakhiri atau menyelesaikan suatu pertengkaran selayaknya diupayakan dengan tujuan terciptanya kedamaian, bukan permusuhan. Masalah harus diselesaikan secara damai, mengalah dan menghindar adalah salah satu caranya. Cara tersebut efektif untuk mengantisipasi terjadinya konflik yang lebih besar dan berkepanjangan. Selain itu sekaligus menciptakan persaudaraan dan perdamaian, serta membuat lawan menjadi kawan.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu hidup berdamai. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar