Kebahagian dan kepahitan ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Kepahitan dan kebahagian ini menempati suatu ruang dalam batin manusia atau yang dikenal dengan sebutan hati. Kepahitan hidup sering dialami oleh siapa pun dan hal itu disebabkan oleh mereka yang dicintai, tapi juga orang lain. Ibarat sebuah pohon, kepahitan adalah akar dan karena letaknya di dalam tanah, maka tak terlihat. Namun kita dapat merasakan dan melihatnya dari buah yang dihasilkan. Akar yang pahit pasti menghasilkan buah pahit. Sebaliknya, akar yang manis pasti pula menghasilkan buah manis. Saat kepahitan kita alami, maka hidup dipengaruhinya. Bila kita tak mampu mengatasi kepahitan, maka hilanglah pegangan dan harapan bahkan bersikap sinis terhadap Tuhan. Mazmur 73 merupakan mazmur ratapan pribadi. Pemazmur yang tulus dan bersih hati harus mengalami kemalangan. Sedangkan orang fasik mengalami kebahagiaan, walaupun semua itu sementara adanya. Menggumuli kepahitan dapat menjadi kesempatan menemukan komitmen iman. Tetaplah dekat pada Tuhan walau penderitaan sedang menderu dengan hebatnya. Dekat pada-Nya dan ungkaplah semua rasa yang menekan batin. Kepahitan adalah buah dari menyembunyikan atau menekan rasa sakit dalam hati. Tetap mengasihi Tuhan, berjalan bersama-Nya dan maknailah kepahitan. Ia pasti memberi hikmat agar kita berdaya menemukan makna atau kebaikan dan menghitung berkat-Nya saat bergumul dengan penderitaan. Biarlah bersama pemazmur kita berkata aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan Allah, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Doa: Ya Tuhan ajarilah kami untuk tetap bersandar kepada-Mu, penolong yang setia, saat menghadapi segala kepahitan hidup. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar