Yesus-lah pengharapan bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Pengharapan bagaikan sauh yang menentukan kapal tertambat atau tidak terbawa arus. Orang percaya tak boleh sampai hanyut terbawa gelombang penderitaan dan menjadi binasa. Sikap dua orang buta yang disembuhkan Yesus, layak dijadikan pelajaran hidu. Kebutaan tidak membatasi mereka datang dan berseru kepada Yesus. Fisik mereka terbatas, tapi pengharapan dapat mengatasi hambatan penglihatan yang dialami. Gerak dan aktifitas fisik ada batasnya tapi tidaklah demikian dengan pengharapan. Tak ada hal yang membatasinya. Mata fisik dapat saja buta atau gelap. Namun pengharapan menjadikan mata batin bersinar. Situasi hidup seberat apa pun bukanlah penghalang untuk datang pada Yesus. Yesus yang pernah ditemui di Yerikho selalu dapat kita temui pula dalam doa yang dipanjatkan dengan berpengharapan. Pertanyaan dan permohonan yang kita sampaikan dalam pergumulan pasti didengar Yesus. Dia-lah Tuhan semesta yang Maha Mendengar. Berserulah dengan penuh harapan dengan tak berkesudahan. Setiap seruan berharap mengandung permohonan belas kasihan. Pengasihan-Nya tak berkesudahan atas orang-orang yang berharap pada-Nya. Janganlah menyerah sekalipun ada tantangan yang menghadang. Tetaplah berjuang, hindarilah menjadi orang percaya yang mudah menyerah. Kemurahan Allah tetap tersedia di kala kita bergumul menjalani dan mengatasi berbagai kesulitan. Yakinlah bahwa kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan mendekatkan diri pada Tuhan dan mengalami pertolongan-Nya.
Doa : Bapa di sorga, dengarlah seruan kami umat-Mu. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar