Ada seorang petani sedang duduk di bawah pohon kenari. Petani ini terus mengamati pohon kenari, dia berkata: Ah, betapa Allah tidak adil, menciptakan labu yang berat pada tanaman merambat dan menggantungkan kenari pada pohon yang cabangnya dapat menahan seorang manusia. Ia kemudian berkata lagi: kalau saya jadi Allah, saya akan mencipta lebih baik dari ini. Kemudian jatuhlah buah kenari menimpa kepalanya. Berlarilah ia dengan kencang meninggalkan tempat itu sambil berteriak: Allah adil!...Allah adil...Dia bijak... terpujilah Sang Pencipta. Peristiwa itu menjadi pelajaran yang menyadarkan si petani. Ia menyesal sebab telah mencela dan menuduh Allah melakukan ketidakadilan saat mencipta semesta ini. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan baik sengaja maupun tidak. Kita dapat saja melakukan kesalahan berpikir, merasa, berkehendak, bertindak dan mengambil keputusan. Kesalahan dapat mengakibatkan kita terperosok ke dalam penderitaan. Ingatlah bahwa Allah berkuasa dan bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan. Ia berkuasa pula mengampuni kesalahan kita. Hidup sebagai anak-anak Allah, berati harus berani mengakui kesalahan dan meyakini betapa Allah itu penuh kasih dan maha mengetahui. Ia maha pengampun, akuilah dosa dan mohon pengampunan. Teruslah berserah pada-Nya, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Allah lebih menyukai orang yang menyadari dosanya dan kemudian merendahkan dirinya di hadapan-Nya. Buanglah tegar tengkuk dan hiduplah dalam kerendahan. Rendahkanlah diri di hadapan Allah, maka engkau ditinggikan-Nya. Allah memberkati kita, membuat berhasil setiap usaha, melegakan, menuntun dan mengampuni. Sambutlah Dia, Sang Pemulih orang terluka.
Doa: Tuntunlah kami dengan Roh-Mu agar menjadi berani dengan rendah hati mau mengakui dosa dan kembali ke jalan-Mu yang benar. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar