MENGHIDUPKAN ORANG ASING DAN YANG MISKIN

Posting Komentar
Bacaan : Imamat 19 : 9-13
Perilaku menghidupkan orang asin gdan yang miskin pada hakikatnya merupakan wujud hidup yang kudus. Hidup yang kudus adalah penampakkan keberadaan sebagai orang beriman. Orang beriman disebut sebagai mereka yang memiliki hidup kudus. Kudus berarti "dipisahkan" atau "disendirikan", maksudnya kehidupan orang  Kristen haruslah berbeda dari mereka yang lain. Kita boleh hidup bersama mereka yang tidak mengimani Kristus, tetapi dengan kualitas yang berbeda. Hidup yang berkualitas itulah yang memberdakan keberadaan umat Allah dengan yang lainnya. Kita terpanggil untuk berjuang memiliki hidup kudus atau berkualitas. Nas hari ini menyaksikan bahwa hidup berkualitas ditandai dengan perilaku peduli terhadap sesama. Sesama yang dimaksud dalam teks ini adalah mereka yang disebut orang asing dan yang miskin. Orang asing dan yang miskin hidup dalam kondisi kekurangan, terutama makanan dan karena itu harus dipedulikan. Kepedulian orang lain atau yang berkelebihan menentukan kelanjutan hidup mereka. Orang asing dan yang miskin hidup dari sisa hasil usaha atau panen para pemilik tanah dan kebun (ayat 9-10). Perilaku meninggalkan sisa hasil usaha bermakna manusiawi. Kebutuhan mendesak orang berkekurangan dipenuhi. Pemilik tanah dan kebuh harus membagi hdiup agar apa yang ada pada mereka dapat menghidupkan orang lain. Pesan nas ini kiranya dapat mengugah dan menginspirasi keberadaan kita sekaran ini. Hidup berkekurangan tak pernah diharapkan tapi dapat dialami karena kondisi yang tidak menguntungkan. Kepedulian layak dijadikan daya hidup agar kelebihan seseorang mencukupkan kekurangan yang lainnya. Hanya sisa yang diminta untuk menghidupkan, bukan semua yang ada pada kita.
Doa: Ya Tuhan, tolong kami untuk tetap peduli akan sesama. Amin.
Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter