Doa: Ya
Tuhan, ajarlah kami untuk selalu peduli dan
peka kepada sesama kami yang membutuhkan pertolongan. Amin.
TIDAK MENUTUP MATA DAN HATI
Dalam ayat ini dikatakan orang
Israel perlu menyokong saudara yang jatuh
miskin agar tetap hidup. Penerapan
instruksi ini mencerminkan seorang yang takut akan Allah dan tidak melupakan
karya keselamatan-Nya. Bunda Teresa
menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Kalkuta, India. Ia berada di tengah-tengah
masyarakat yang dianggap sebagai yang termiskin dari yang miskin dan melayani
mereka. Ia menjadi wakil Tuhan untuk mereka yang termiskin dan terbuang. Bunda
Teresa melayani orang yang lapar, gelandangan, buta, pincang, dan mereka yang
menderita penyakit-penyakit yang bagi kebanyakan orang dianggap menjijikkan
seperti lepra atau kusta serta sakit penyakit lainnya. Dia berhadapan setiap
hari dengan mereka, namun dari pengalamannya sendiri, ia berkata bahwa the
greatest poverty justru adalah orang-orang yang tidak ada yang mengasihi,
orang-orang yang tidak diperhatikan, tidak ada yang mencintai dan orang-orang
tertolak. Kemiskinan terparah bukanlah kelaparan, telanjang dan tidak punya
rumah, melainkan rasa tidak dimiliki, tidak dicintai, tidak dipedulikan.
Teladan bunda Teresa mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya tetap mengasihi
mereka yang miskin dan terbuang. Melayani mereka dengan penuh rasa empati bukan
menyudutkan mereka karena keadaan mereka, tetapi dengan penuh cinta kasih dan menunjukkan
karakter Kristus kepada mereka sebagai saudara kita yang membutuhkan
pertolongan. Misalnya dengan berbagi makanan, memberi mereka kebutuhan yang
dibutuhkan dan yang paling penting adalah mendoakan yang terbaik untuk mereka.
Mari kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong mereka yang miskin
dan berkekurangan. Kita melakukannya dengan penuh sukacita sebab kita menikmati kasih dan
sukacita didalam Tuhan Yesus Kristus.
Posting Komentar
Posting Komentar