Bacaan. Amsal 10 : 4 - 5
Sumber daya manusia perlu digerakan dalam mengembangkan ekonomi keluarga. Seorang mahasiswa dapat menarik beca untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya. Dia terdorong memberdayakan dirinya tidak saja mendapat uang untuk membayar uang kuliah saja, tetapi terpikir melihat sebuah keberhasilan ke masa depan yang menanti. Penulis Amsal menyatakan “tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan yang rajin menjadikan kaya. Landasan kuat mendorong seseorang mau mempergunakan waktu dan kesempatan. Waktu digunakan sebaik mungkin, sebab waktu adalah anugrah Allah, yang mesti dioptimalkan secara baik dengan bekerja keras. Apa yang dapat diharapkan dari kebiasaan bermalas-malasan, minum dan mabuk. Budaya serta kebiasaan anak-anak yang kurang menghargai waktu sebagai anugerah Allah, mengakibatkan mereka kehilangan masa depan. Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan, kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan. Amsal 18:9 “orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara perusak. Pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak. Sekalipun semut seekor binatang kecil, ia menyediakan roti pada musim panas dan mengumpulkan makananya pada waktu panen. Seandainya kita rajin, alam yang kaya ini dapat dikelola, menjadi sumber pendapatan atau kekayaan yang membawa keberuntungan dan kebahagian bagi hidup kita serta generasi anak cucu kita. Cipatkan kerja dan menyediakan lapangan kerja untuk membangun ketahanan ekonomi keluarga adalah hal yang penting dan menjadi perhatian kita. Setiap orang secara kreatif dapat mengubah kondisi ancaman virus Covid-19 dengan menciptakan sumber pendapatan baru. Cara yang cukup menarik dengan adakan gerakan menanam bermacam sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Berdayakan setiap lahan tidur yang ada disekitar kita. Jauhkan sikap bermalas-malasan dan belajarlah dari keberhasilan orang yang rajin agar kita termotivasi juga untuk berhasil.
Sumber daya manusia perlu digerakan dalam mengembangkan ekonomi keluarga. Seorang mahasiswa dapat menarik beca untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya. Dia terdorong memberdayakan dirinya tidak saja mendapat uang untuk membayar uang kuliah saja, tetapi terpikir melihat sebuah keberhasilan ke masa depan yang menanti. Penulis Amsal menyatakan “tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan yang rajin menjadikan kaya. Landasan kuat mendorong seseorang mau mempergunakan waktu dan kesempatan. Waktu digunakan sebaik mungkin, sebab waktu adalah anugrah Allah, yang mesti dioptimalkan secara baik dengan bekerja keras. Apa yang dapat diharapkan dari kebiasaan bermalas-malasan, minum dan mabuk. Budaya serta kebiasaan anak-anak yang kurang menghargai waktu sebagai anugerah Allah, mengakibatkan mereka kehilangan masa depan. Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan, kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan. Amsal 18:9 “orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara perusak. Pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak. Sekalipun semut seekor binatang kecil, ia menyediakan roti pada musim panas dan mengumpulkan makananya pada waktu panen. Seandainya kita rajin, alam yang kaya ini dapat dikelola, menjadi sumber pendapatan atau kekayaan yang membawa keberuntungan dan kebahagian bagi hidup kita serta generasi anak cucu kita. Cipatkan kerja dan menyediakan lapangan kerja untuk membangun ketahanan ekonomi keluarga adalah hal yang penting dan menjadi perhatian kita. Setiap orang secara kreatif dapat mengubah kondisi ancaman virus Covid-19 dengan menciptakan sumber pendapatan baru. Cara yang cukup menarik dengan adakan gerakan menanam bermacam sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Berdayakan setiap lahan tidur yang ada disekitar kita. Jauhkan sikap bermalas-malasan dan belajarlah dari keberhasilan orang yang rajin agar kita termotivasi juga untuk berhasil.
Doa: Tuhan berikan kami motivasi untuk mengembangkan pontensi diri. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar