Bacaan. Lukas 22 : 47 - 53
Salah satu tindakan yang tidak menyenangkan dalam membina sebuah hubungan, entah hubungan suami-istri, orang tua-anak, antar saudara dan pertemanan adalah pengkhianatan. Rasa kecewa, marah dan sedih pasti dialami setiap orang yang dkhianati oleh orang-orang terdekatnya.
Salah satu tindakan yang tidak menyenangkan dalam membina sebuah hubungan, entah hubungan suami-istri, orang tua-anak, antar saudara dan pertemanan adalah pengkhianatan. Rasa kecewa, marah dan sedih pasti dialami setiap orang yang dkhianati oleh orang-orang terdekatnya.
Perjalanan kesengsaraan Tuhan Yesus diawali dengan sebuah pengkhianatan salah satu murid-Nya, yakni Yudas. Ayat 48 menyaksikan bahwa dengan sebuah ciuman Yudas menyerahkan Tuhan Yesus dan mengkhianati-Nya. Tindakan ini berujung pada penangkapan Yesus yang dilakukan oleh Imam-imam kepala, kepala-kepala pengawal Bait Allah dan Tua-tua (ay.52).
Terhadap Pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas bahkan semua yang menangkap Yesus, IA tetap mengasihi mereka walaupun ada rasa kecewa yang diungkapkan pada ayat 52b-53.
Tuhan Yesus telah menunjukkan Kasih-Nya kepada kita setiap saat walau kadang di dalam kehidupan kita selalu ada tindakan ‘pengkhianatan’ yang kita lakukan.
Pengkhianatan itu bukan saja meninggalkan iman kekristenan kita, tetapi melakukan segala sesuatu menyakiti hati sesama bahkan hati Tuhan.
Mementingkan diri sendiri, mengambil hak orang lain, menjatuhkan sesama adalah beberapa contoh hidup yang jauh dari komitmen dan kesetiaan untuk mengikut Yesus.
Sebab, seyogianya mengikut Yesus berarti berkomitmen untuk melakukan segala Firman-Nya dan setia menjalankan Kehendak-Nya yang menuntun kepada kebaikan.
Doa: Ya Tuhan, Penuhi Hati Kami dengan Kuasa Roh Kudus, agar kami Setia menjadi Pengikut-Mu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar