(Bacaan. Yesaya 50 : 4-7)
Sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan Broery Marantika berbunyi seperti ini “Memang lidah tak bertulang, Tak berbekas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain dihati”. Secara sederhana makna lirik ini ialah komitmen terhadap setiap perkataan yang disampaikan, dan berpikirlah dahulu sebelum bertindak.
Bacaan kita hari ini merupakan nubuatan nabi yesaya tentang kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan bangsa Israel. Ayat 4 menekankan tentang ketaatan yang harus dimiliki oleh seorang Hamba Tuhan. Seberat apapun pergumulan yang dihadapinya, ia harus tetap melaksanakan tugasnya menjadi seorang murid yang dapat memberikan semangat kepada mereka yang letih lesu.
Lidah seorang murid adalah gambaran tentang pengajaran dan nasihat yang harus terus diwartakan oleh seorang Hamba Tuhan sebagai komitmennya untuk menjadi Pelayan Tuhan. Ia pula harus peka dan mendengar setiap permohonan umat dan menjadi sahabat yang setia mendengarkan keluh kesah mereka. Setiap orang percaya adalah sahabat bagi sesamanya. Sahabat dikala suka maupun susah, sahabat yang selalu memberikan motivasi dan semangat, sahabat yang bersedia menolong dengan setiap kelemahan dan keterbatasannya.
Menjadi seorang sahabat yang baik bukan soal menjadi Pelayan atau hamba Tuhan, melainkan setiap kita yang dianugerahkan keselamatan dari Allah memiliki tugas yang sama untuk menjadi sahabat bagi sesamanya. Oleh sebab itu, pakailah lidah, telinga, punggung, pipi dan seluruh hidup kita untuk menolong sesama bukan saling menjatuhkan. Hal ini kita lakukan karena kita percaya Tuhan telah terlebih dahulu menolong kita.
Doa: Pakailah hidupku Tuhan, tuk menjadi Berkat bagi sesama. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar