Terkadang, bahkan sering kita tidak memahami bahwa kita semula adalah domba yang telah dipanggil untuk menjadi gembala. Inilah yang sering membuat kita mengabaikan panggilan sebagai gembala di tengah-tengah domba. Kita menjadi gembala yang ingin diperlakukan sama seperti domba. Ingin diperhatikan, ingin dilayani, ingin diberi makan, dan ingin dilindungi. Bacaan hari ini dari Yehezkiel 34:1-16 hendak mengingatkan dan menegaskan peran seorang gembala di tengah-tengah domba. Sebagai gembala, ia tidak boleh lupa bahwa di tengah-tengah manusia yang lainnya (domba) dirinya berbeda. Gembala tidak boleh lupa bahwa dia adalah orang khusus yang ditempatkan di tengah-tengah manusia yang lainnya sehingga selalu ingin menjadi sama dengan manusia lainnya, bahkan cenderung ingin menjadi yang lebih dari manusia lainnya. Hal ini pada akhirnya menimbulkan sikap egois, ingin menang sendiri, tidak peduli dengan yang lainnya, bahkan tanpa sadar menyusahkan orang lain. Seorang gembala harus melakukan apapun untuk membangun kehidupan umatnya (domba), mengupayakan kehidupan bagi dombanya; yang sakit didoakan, yang lapar diberi makan, yang haus diberi minum, yang berduka dihibur, yang lemah dikuatkan, yang bersalah diberi pengampunan, dan sebagainya. Itulah panggilan sebagai gembala (pemimpin/pelayan) di tengah domba (umat/masyarakat). Maka marilah kita menjadi gembala yang baik.
Doa: Mampukanlah kami untuk menjadi gembala yang baik dan bertanggungjawab. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar