Tuhan Yesus mengandaikan persekutuan jemaat sebagai domba-domba-Nya dan IA sendiri menyediakan diri-Nya menjadi Gembala domba. Dalam bacaan kita hari ini dijelaskan bahwa tanggungjawab untuk menggembalakan didasari oleh panggilan Tuhan Yesus sebagai Gembala Agung kita. Tidak ada satu pun yang sanggup menjadi gembala yang baik seperti Yesus, yang memelihara dan berkorban bagi domba-dombaNya. Yesus memelihara umatNya dengan penuh kasih dan pengorbanan. Ia telah menderita untuk umatNya, untuk kita semua. Meneladani sang Gembala Agung, Yesus Kristus, maka kita pun dipanggil untuk melakukan tugas menggembalakan itu. Tanggungjawab itu harus dilaksanakan dengan penuh kerendahan hati dan cinta kasih. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama untuk melaksanakan tanggungjawab menggembalakan itu, sebab anak-anak di dalam keluarga adalah “domba-domba Allah” yang harus digembalakan untuk mempelajari dan menghayati nilai-nilai kehidupan. Dengan demikian orang tua mempunyai tanggungjawab untuk menggembalakan, yaitu: mengajar, mendidik, membina, mengasuh dan mendewasakan anak-anak dalam iman kepada Tuhan Yesus. Orang tua hendaklah menjadi “gembala” yang rendah hati, yang mengasuh anak-anaknya tanpa kekerasan namun dengan kelemah-lembutan, dan penuh kasih sayang. Ketika dalam keluarga ada saling menggembalakan, maka akan tercipta sebuah persekutuan keluarga yang harmonis dan bahagia. Maka melalui iman, marilah kita sambut panggilan itu dan menghadirkan Gembala Agung di keluarga kita melalui kehidupan yang saling menggembalakan demi kebaikan dan kebahagiaan bersama.
Doa: Yesus Gembala yang baik, tuntunlah kami untuk hidup saling menggembalakan di dalam keluarga. Amin. (Sumber : LPJ GPM)
Posting Komentar
Posting Komentar