Piring jua bisa tatoki, pica di meja makan, bukan cuma sekali saja, sama deng hidop ade kaka, biar laeng marah laeng, mar busu-busu orang sodara jua. Mari hidup baku sayang, jaga itu ikatan, jangan pisah mama pung sayang, kaka e. Seng ada kepeng bisa cari, mas permata cuma fantasi, kalo kaka mo cari di mana”. Ini sepenggal syair lagu orang Ambon yang memberikan inspirasi tentang pentingnya mengasihi saudara. Hari ini kita pun membaca sebuah nasehat yang sama dari penulis surat 1 Yohanes. Dalam suratnya ia menasihati supaya jangan membenci saudara kita. Mengapa hal itu diingatkannya? Karena rasa benci dapat berujung pada rencana dan tindakan yang jahat atau menyakiti. Ini merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Lihatlah contoh nyata dari kisah Kain yang membunuh Habel saudaranya, semua itu dimulai dari rasa benci, dan Tuhan menghukumnya karena tindakan itu. Maka janganlah sebagai saudara kita saling membenci apalagi merancangkan kejahatan untuk saudara kita sendiri. Sebaliknya Tuhan mengajarkan kita untuk selalu mengasihi, dimulai dari keluarga kita sendiri. Dari keluargalah benih cinta kasih harus kita tanam dengan baik. Supaya dengan begitu kita mengetahui kasih Kristus ada di dalam kita, yaitu apabila kita tetap hidup saling mengasihi. Dalam situasi hidup yang susah seperti sekarang ini, kita diingatkan, jangan menutup pintu hati manakala ada keluarga atau saudara yang menderita dan kekurangan. Apalagi membenci saudara hanya karena mereka orang kurang. Mari hidup saling berbagi dalam kasih, dan janganlah membenci saudaramu, karena itu menjadi tanda sebuah kehidupan baru yang diperkenankan Tuhan untuk kita hadirkan dalam kehidupan setiap hari.
Doa: Bapa di Surga, tolonglah aku untuk tidak membenci saudaraku. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar