Kores dipercayakan Tuhan untuk menjadi Kepala Desa di salah satu Desa di Pulau B. Pada saat dilantik dan diambil sumpah, Kores berjanji akan melakukan tugasnya dengan baik. Bahkan di dalam pidatonya Kores mengutip beberapa ayat Alkitab dan mengatakan bahwa dia akan menjadi “Gembala Yang Baik” bagi masyarakat desa itu. Namun seiring perjalanan waktu, Kores ingkar janji. Banyak kecurangan yang dilakukannya sehingga jabatan Kores dicopot dan dia dijebloskan ke dalam penjara. Saudaraku, apa yang terjadi dengan Kores dalam kisah di atas juga terjadi dalam kehidupan umat pilihan Allah, Israel. Dalam bacaan kita, melalui Yeremia, Allah mengecam para raja Yehuda karena perilaku mereka ibarat gembala yang jahat. Mereka lalai dan membiarkan umat Allah terserak dan tercerai berai, karena itu Tuhan menghukum mereka (ay.1-2). Sementara umat Israel, sekalipun telah berdosa terhadap Allah namun karena kasihNya yang besar, Allah berinisyatif untuk mengumpulkan mereka kembali dan memberikan pemimpin yang lebih bertanggung jawab agar kehidupan umat dapat dipulihkan (ay.3-4). Jika kita sedang dipercayakan menjadi pemimpin, entah di dalam masyarakat, di gereja, di persekutuan-persekutuan, termasuk di dalam keluarga sebagai Papa dan Mama, baiklah lakukan tugas kepemimpinan itu dengan baik dan benar. Baik dan benar bukan menurut ukuran kita, tetapi sesuai kehendak Tuhan. Jadilah gembala yang baik dan bertanggung jawab, sebab jika tidak, maka sewaktu-waktu Allah akan mengambil alih kepemimpinan itu dan yang bersalah pasti akan dihukum. Tuhan Yesus, Sang Gembala Yang Maha Baik telah memberikan contoh bagaimana menjaga dan merawat para domba. Belajarlah padaNya dan jadilah pemimpin yang bertanggung jawab.
Doa: Tuhan, jadikanlah kami pemimpin yang bertanggung jawab. Amin. (Sumber : LPJ GPM)
Posting Komentar
Posting Komentar