Janji merupakan sesuatu yang sangat mudah untuk diucapkan, namun dapat pula sulit untuk ditepati. Saat janji diucapkan, banyak orang terlena dan terbuai. Janji yang ditepati membuahkan sukacita, tetapi bila diingkari menimbul kekecewaan bahkan kehancuran. Saat janji diingkari, muncul banyak respon dari korban pengingkaran itu. Ada yang berusaha keras menagih janji, mungkin juga mengalami putus asa dan mengakhiri hidup, atau bertindak fatal menghabisi si pengingkar janji. Anak muda misalnya, sering menjadi korban pengingkaran janji kekasihnya. Pengingkaran janji mengakibatkan banyak orang mengalami krisis kepercayaan, sulit dipercaya dan mempercayai. Mari kita belajar dari kisah Abraham. Allah berkenan menetapkannya menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Allah untuk menggantikan namanya dari Abram menjadi Abraham. Isterinya juga ditetapkan Allah menjadi ibu bangsa-bangsa, dan menggantikan namanya dari Sarai menjadi Sara. Suami isteri ini telah dipilih Allah untuk mengerjakan karya selamat-Nya, dan untuk maksud tersebut Ia mengikat perjanjian dengan mereka. Mereka telah menerima janji berkat Tuhan tentang keturunan, namun meragukannya sebab Sara telah berusia lanjut. Perjanjian Allah bersifat kekal dan Abraham diminta untuk berpegang teguh padanya. Allah berjanji untuk memberikan keturunan dan pasti mewujudkannya. Abraham meyakini janji Allah, menaatinya dan berserah serta bersabar dalam penantian panjang. Tuhan menepati janji tentang keturunan seturut waktu dan kehendak-Nya. Percayalah pada Tuhan dan jangan meragukan janji-Nya.
Doa: Tuhan, tolonglah kami supaya tidak ragu akan janjiMu. Amin. (Sumber : LPJ GPM)
Posting Komentar
Posting Komentar