Kitab Amsal juga menyebutkan bahwa hikmat adalah anugerah Tuhan. orang percaya memiliki karunia ini dan didorong untuk menggunakannya. Hikmat memampukan orang percaya memahami pentingnya memperlakukan orang lain secara jujur dan adil, rendah hati, setia, bekerja keras, menghormati orang tua dan orang berpengaruh lainnya serta peduli terhadap orang miskin juga mereka yang memerlukan bantuan. Orang percaya hidup karena berkat Tuhan dan terpanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain. Karena itu dalam ayat 25 disebutkan: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” Orang yang suka memberi kepada orang lain, akan menerima ganjaran. Pemberi yang murah hati akan diingat oleh mereka yang pernah ditolongnya. Sebaliknya, orang yang tamak tidak mempunyai sahabat dan dikutuk oleh orang miskin. Kita terpanggil untuk peduli terhadap orang lain yang membutuhkan perhatian dan bertolongan bukan untuk dipuji, tetapi supaya Tuhan dimuliakan. Ada orang yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan karena kurang makan, sehingga muncullah larangan untuk “menahan gandum” (ayat 26). Ayat ini berkaitan dengan para pedagang yang menahan gandum supaya ada kelangkaan gandum, dengan demikian mereka dapat memasang harga lebih tinggi. Oleh sebab itu kita diminta untuk mengejar kebaikan dan menjauhkan kejahatan. Perbuatan baik adalah pilihan iman untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Doa: Ya Tuhan sumber berkat, jadikanlah kami saluran berkat-Mu bagi orang lain. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar