Memandang bulu atau pilih kasih menunjuk kepada sikap atau tindakan yang tidak adil kepada orang lain. Tindakan ini disebabkan oleh faktor status sosial, ikatan emosional/kedekatan dan latar belakang yang “serupa” atau “lebih baik”. Misalnya: orang yang memiliki jabatan tinggi, orang kaya, teman dekat, keluarga dekat, se-agama, se-budaya, se-suku atau se-pendidikan seringkali diperlakukan dengan sangat istimewa dibandingkan dengan orang lain. Sikap pandang bulu ini dapat menyebabkan ketidakadilan yang dapat merusak hubungan antar sesama berdasarkan faktor-faktor di atas. Oleh karena itu, penulis kitab Amsal menasehati kita agar “jangan memandang bulu” karena akan melahirkan ketidakadilan yang memicu konflik di antara pribadi atau kelompok yang merasa dirugikan. Penting bagi kita untuk berlaku adil dan menghargai semua orang tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Tindakan ini harus dimulai dari keluarga, misalnya: orang tua tidak boleh pilih kasih di antara anak-anak.
Doa: Roh Kudus tuntun kami untuk tidak bersikap pandang bulu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar