Memiliki jabatan dan kekuasaan sering kali menjadikan kita tinggi hati dan memandang rendah orang lain. Kendatipun realitas ini dapat kita temui dimana-mana, namun hal yang berbeda justru nampak dalam pribadi seorang perwira di Kapernaum dalam bacaan kita. Kerendahan hatinya itu nampak dari cara ia bersikap serta memperlakukan hambanya (ay. 2-3). Hal yang sama pun terlihat ketika sang perwira menganggap dirinya tidak layak menemui dan menerima Yesus di dalam rumahnya, untuk menyembuhkan hambanya (ay. 6-7). Terkait dengan itu sang perwira hanya meminta Yesus untuk mengatakan sepatah kata dan dalam keyakinannya ia meyakini hambanya akan sembuh. Keyakinannya terhadap kuasa Yesus lahir dan bertumbuh hanya dengan mendengar mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya. Pengalaman iman seperti ini memberikan pelajaran yang berharga bagi kita sebagai orang percaya, agar semakin bertumbuh dalam iman percaya kepada Yesus. Salah satu wujud bertumbuhnya iman kita kepada-Nya yaitu hidup dalam kerendahan hati. Karena itu sekalipun kita dianugerahi jabatan dan kekuasaan serta kekayaan yang berlimpah, tetaplah rendah hati di hadapan-Nya. Sebab dengan kerendahan hati, kita akan mengakui kemahakuasaan Allah dan keterbatasan kita sebagai manusia. Tetaplah rendah hati dan pastikanlah iman kita terus bertumbuh dari waktu ke waktu.
Doa: Tuhan, mampukanlah kami agar tetap rendah hati sebagai wujud iman kepada-Mu. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar