Harga Diri: Sebuah Kemewahan

Posting Komentar
Bacaan: Kejadian 4:1-16
Kita melihat sebuah perjalanan perkembangan kebudayaan manusia mulai dengan telanjang, lalu ia berpakaian untuk menutupi ketelanjangannya. Kini, ia perlu menghias dirinya dengan ornamen-ornamen untuk makin menutupi ketelanjangannya, yaitu harga diri. Harga diri itu mahal, karena didapatkan dengan harga darah. Bukankah sesuatu yang indah ketika Hawa melahirkan anak-anaknya? Pertama, lahirlah Kain, kemudian Habel menyusul. Mereka berdua mempersembahkan korban. Habel membawa korban terbaik, dari hasil pertama yang dikerjakannya. Tidak demikian dengan Kain. Tidak ada indikasi bahwa Kain membawa hasil sulung dari apa yang diusahakannya. Yang tercatat dalam kitab hanyalah Allah menganggap baik apa yang diberikan Habel dan tidak menerima apa yang diberikan Kain.
Penolakan itu sakit. Kain tak mampu menahan emosi dan kebenciannya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk membiarkan seorang Habel hidup. pembunuhan pertama terjadi dalam sejarah manusia. Ketika Tuhan bertanya, ia menjawab Tuhan seenaknya. Tidak ada kasih melainkan iri hati dan kebencian. Kehidupan di luar Eden memang sudah berbeda. Kain tak bisa lari dari kenyataan. Disertai jaminan penyertaan Tuhan, pakaian Kain dilumuri dengan harga diri yang membuatnya miskin. Tuhan membentuk institusi keluarga supaya setiap anggota keluarga dapat merasakan cinta kasih dan kehadiran Allah. Tuhan juga ingin menjadikan setiap keluarga orang percaya sebagai bagian dari karya agungNya. Hal itu dapat tercapai apabila setiap anggota keluarga menerima satu sama lain dengan cinta kasih dan ketulusan. Bukan sebaliknya hidup dalam kecemburuan dan iri hati seperti yang terjadi pada Kain terhadap adiknya Habel. Biarlah setiap keluarga Tuhan diberkati untuk terus menumbuhkan cinta yang utuh dan di dalam kebersamaan dan saling menopang untuk berjalan dalam kasih.
Doa: Tuhan, jauhkan sifat iri hati dari keluarga karni. Amin.

Jemaat GPM Soya
Blog yang dibuat untuk membantu pelayanan dalam lingkungan/wilayah Jemaat GPM Soya.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter