Sikap tidak taat dan tidak adil turut kita temukan dalam diri imam-imam kepala dan tua-tua bansa Yahudi, bukan hanya Yudas. Mengapakah demikian? Matius 27: 1-2 memberikan catatan singkat bahwa mereka berkumpul untuk membawa Yesus dengan tudahan palsu agar Yesus dapat dihukum seberat-beratnya oleh Pilatus. Sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa Yesus tidaklah bersalah. Bahkan ayat 4 menegaskan penyesalan dan pengakuan Yuda Yudas, bahwa Yesus adalah Anak Allah yang tidaklah bersalah. Jika imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi adil dan jujur maka pengakuan Yudas perlu untuk dipertimbangkan sebelum Yesus dituduh dan dijatuhi hukuman. Namun karena kebencian, mereka menutup mata dari kejujuran diri Yesus, sehingga rencana jahat untuk menyengsarakan Yesus tetaplah dilakukan. Bagaimana posisi kita di saat ini? Apakah kita masih menjadi pengikut Kristus yang terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan? Atau justru karena kebencian, kita melupakan dan mengabaikannya? Ingatlah bahwa tindakan yang tidak adil dan tidak jujur berdampak buruk bagi hidup orang lain. Kesengsaraan Yesus sesungguhnya mengajarkan kita untuk memperjuangkan kejujuran dan keadilan dimanapun kita berada dan apapun situasinya. Janganlah menjadi umat yang menyengsarakan hidup orang lain karena kebencian diri kita.
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami agar mampu berlaku adil dan jujur. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar