Banyak orang cenderung ingin memperoleh pujian, mendapatkan posisi yang utama (pertama), manjadi yang terbesar atau menjadi berkuasa; baik dalam pekerjaan, karier, pendidikan, usaha, cinta, bahkan dalam pelayanan gereja. Akibatnya sering terjadi konflik dan perpecahan. Hal ini pun dijelaskan oleh Penulis Injil Yohanes tentang adanya perselisihan antara murid dari Yohanes Pembaptis dan pengikut Yesus tentang baptisan yang dianggap berbeda dengan baptisan yang dilakukan oleh guru mereka (ay. 26). Selain itu, Yesus semakin dikenal dan disukai banyak orang sehingga mereka memberi diri untuk dibaptis. Akibatnya, para murid menjadi marah karena guru mereka meulai kehilangan pengaruhnya atau mendapat tempat kedua. Namun, ketika Yohanes Pembaptis mengetahui hal tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya hanya sebagai orang yang mempersiapkan kedatangan Mesias. Yesus adalah Mesias Anak Allah, karena itu percayalah kepada Yesus (ay. 34-36). Yohanes telah memberikan teladan bagi kita tentang kerendahan hati. Tuhan Yesus harus menjadi pusat dari pemberitaan dan kesaksian, bukan diri kita. Percayalah hidup kita sepenuhnya kepada Yesus, Sumber Kehidupan.
Doa: Tuhan tuntunlah kami agar memiliki kerendahan hati dalam menyaksikan nama-Mu. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar