Ketika Allah meminta Musa memimpin bangsa Israel melanjutkan perjalanan, ia pun memohon kasih karunia-Nya. Bagi Musa, memimpin bangsa yang besar bukanlah perkara yang mudah. Bangsa Israel suka memberontak. Banyak pengalaman Musa dapati dalam kepemimpinannya atas bangsa Israel. Di tengah perjalanan dari Mesir ke Tanah Perjanjian, bangsa Israel melakukan dosa kepada Tuhan dengan membuat patung anak lembu emas untuk disembah. Hal ini membuat Musa marah dan kecewa. Ia merasa gagal menunaikan tugas dari Tuhan dan tidak sanggup menanggung beratnya beban di pundaknya. Karena itu, Musa mengatakan bahwa ia hanya mau berangkat dan memimpin bangsa Israel bila Tuhan sendiri yang menyertai. Tuhan meneguhkan hati Musa dan memberikannya jaminan bahwa Tuhan sendirilah yang akan membimbingnya. Hati Musa merasa tentram. Seperti Musa, ketika kita merasa lemah dan tertekan, kita pun menyadari betapa pentingnya tuntunan Tuhan. Namun, jika ingin Tuhan menuntun kehidupan kita, maka kita juga harus hidup mengikuti apa yang dikehendakiNya. Tidak selamanya kita berjalan di jalan yang rata. Ada saatnya kita pun melewati bukit dan jurang yang terjal. Namun, jika Tuhan yang memimpin, percayalah hati dan jiwa kita akan merasa tenang dan tenteram.
Doa: Tuhan, dalam bimbingan-Mu, hati kami tentram. Amin.
.png)
Posting Komentar
Posting Komentar