Kisah Ester memberi tiga pesan penting bagi kita yakni : Pertama, Kedudukan/jabatan/kekuasaan dan kesempatan haruslah dipergunakan sebaik baiknya untuk memperjuangkan kehidupan yang membawa sukacita dan damai sejahtera bagi sesama. Kedua, relasi-relasi kekeluargaan mestinya menjadi kekuatan kerjasama untuk memberdayakan sesama. Ketiga, sebagai seorang perempuan yang selalu terasah pada dimensi rasa atau emosinya sehingga cepat berbelas kasih dan peduli pada yang lain sebaliknya menjadikan hari ini sebagai kekuatan untuk menjadi bermakna bagi yang membutuhkan. Apa yang dilakukan Ester mengingatkan saya pada perjuangan Martha Christina Tiahahu seorang perempuan Maluku yang sejak umur 17 tahun telah ikut serta mengangkat senjata melawan penjajah. Ia rela berkorban dan berani melakukannya demi kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia. Tindakan kedua perempuan ini, Ester dan Tiahahu hanya dapat dilakukan karena memiliki komitmen dan tekat yang kuat bahwa hidup harus bermakna bagi yang lain. Saat ini orang Kristen yang memiliki jabatan/kekuasaan kadang lupa atau mengabaikan komitmen dan tekat seperti itu. Keinginan memperkaya dan memuaskan diri dengan banyaknya kesempatan yang diperoleh cenderung menjadi pilihan utama bagi orang-orang seperti ini. Jika ada ikatan kekeluargaan, maka hanya dipakai untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Sebagai orang beriman, menjadikan hidup sebagai berkat bagi sesama merupakan wujud menyaksikan Kristus. Memberitahukan sikap seperti ini dalam kehidupan berbangsa sangat menolong pembangunan bangsa kita.
Doa: Kami bertekat untuk menjadi berkat bagi sesama. Amin.
Posting Komentar
Posting Komentar