Albert Camus, Filsuf asal Prancis mengatakan : “jangan berjalan di belakangku, aku tak akan memimpin. Jangan berjalan di depanku, aku tak akan mengikutimu. Cukup berjalan di sampingku dan jadilah sahabat.” Kalimat berhikmat ini seperti hendak menceritakan pula kebersamaan Elia dan Elisa. Berkali-kali dalam cerita ini dikisahkan perjalanan bersama yang mereka tempuh. Elia tahu bahwa waktunya untuk pergi ke dalam keabadian sudah dekat. Berulang-kali Elia meminta kepada Elisa untuk tetap tinggal, namun Elisa tidak bersedia. Elisa terus mengikuti Elia dengan setia atas dasas kesadaran dan keyakinan bahwa kebersamaan mereka merupakan kekuatan bagi pekerjaan pelayanan ke depan. Mereka adalah partner yang harus selalu solid. Soliditas mereka nampak pada sikap saling mengerti kebutuhan yang diperlukan untuk pelayanan. Karena itu atas perkenaan Tuhan, Elia membagikan kuasa yang ada padanya untuk Elisa. Hasilnya Elisa dapat melakukan hal yang sama dengan Elia yakni membelah sungai Yordan. Hal ini berarti bahwa kesetiaan tidak hanya nampak pada tindakan berjalan bersama-sama, namun juga harus terjadi pada sharing atau berbagi kekuatan/potensi yang berguna bagi pelayanan. Kita adalah gereja oleh sebab itu sebagai umat dan pelayan hendaknya tetap setia melakukan panggilan pelayanan. Seiring dengan kesetiaan itu, kita bertanggung jawab pula untuk setia menjaga relasi sebagai kawan sekerja. Keterlibatan kita dalam pelayanan sebagai tim, panitia atau pengurus tidak hanya membutuhkan kerelaan kita untuk melayani tapi juga kesediaan kita untuk tetap solid melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Kita diminta untuk menjalani panggilan pelayanan dalam keutuhan dan kesetiaan seumur hidup.
Doa : Berkatilah kami Tuhan untuk tetap solid dalam kerja-kerja pelayanan. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar