Penulis injil Matius mencatat bahwa ajaran dan karya Yesus menarik perhatian banyak orang. Selain itu, ada sebagian orang, khususnya orang Farisi dan Ahli Taurat, mempertanyakan mangapa Yesus, misalnya menjadi sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Mereka ini kelihatannya tidak memahami makna dari tindakan atau perbuatan Yesus. Inilah alasan dikaitkannya perbuatan dengan hikmat Allah. Itulah sebabnya pula dalam nas hari ini dikatakan: tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya (ayat 19). Perbuatan bukanlah sekadar gerakan fisik yang didorong oleh motif emosional, bendawi, sosial, ekonomi atau lannya. Sejatinya setiap perbuatan adalah wujud hikmat Allah. Dorongan yang menggerakan semua tindakan atau perbuatan orang percaya adalah sikap taat pada kehendak Tuhan. Orang berhikmat adalah mereka yang mengaktakan perbuatannya sebagai wujud ketaatan pada kehendak Tuhan. Perbuatan tidak boleh bertentangan dengan kehendak Tuhan. Mereka yang perbuatannya sesuai dengan kehendak Allah adalah orang berhikmat. Ingatlah bahwa Allah berkehendak agar umat-Nya melakukan perbuatan baik. Salah satu wujud perbuatan baik adalah membantu sesama, bahkan jika mereka itu ternyata orang asing atau yang dipinggirkan, dilupakan, hina dan miskin. Hikmat nampak dalam sikap solider atau peduli dengan orang lain. Kita mungkin sedang susah, tapi bukan tidak mungkin masih ada orang lain yang jauh lebih menderita dan sedang menanti uluran bantuan dengan penuh harap. Ulurkanlah tangan, nyatakanlah kebaikan hati dan ringankanlah beban hidup orang lain. Berkasih-kasihanlah kamu seorang akan yang lain supaya ringanlah hidup ini dan gereja menjadi kuat.
Doa: Ya Bapa sumber hikmat, biarlah kami terus peduli akan sesama. Amin
Posting Komentar
Posting Komentar